SIOMAY. . BAHAN ADONAN SIOMAY: 250 gr daging ikan tenggiri, haluskan 100 gr labu siam, kukus/rebus, haluskan pakai garpu, buang airnya 1 bu IBRAHKEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN Abu Bakar As-Sidiq: • Tegas dan teguh memegang kebenaran. • Memberantas gerakan yang telah menyalahi Islam. GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN: KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN • Abu Bakar : lembut dan tegas • Umar : Cerdas, tegas, mementingkan rakyatnya • Utsman : Saleh, penyantun, sabar • Ali Gayakepemimpinan khulafaur rasyidin gaya kepemimpinan empat sahabat utama rasulullah saw. Berikut ini gaya kepemimpinan khulafaur rasyidin. Dalam pembahasan kitab al ibanah an ushul ad diyanah karya syaikh imam abul hasan ali bin ismail al asy ari rahimahullah atau terkenal dengan sebutan imam abul hasan al asy ari rahimahullah kajian ini cash. Setelah kepergian Rasulullah saw., para sahabat Anshar menginginkan kekhalifahan umat Islam digantikan oleh seseorang dari kalangan mayoritas kaum muslimin pada waktu itu mendambakan Abu Bakar ash-Shidiq yang menggantikan sang Nabi. Maka, dimulailah era Khulafaur yang mula-mula merasa ragu pada akhirnya turut membaiat Abu Bakar ash-Shidiq menjadi pemimpin baru umat beliau, Umar bin Khaththab menggantikannya sebagai khalifah kedua. Khalifah ketiga setelahnya adalah Ustman bin Affan dan kemudian ditutup oleh Ali bin Abi Thalib adalah nama-nama Khulafaur Rasyidin sekaligus empat dari sepuluh nama sahabat yang dijamin masuk mungkin sudah banyak mendengar kisah tentang empat sahabat tercinta Rasulullah saw. ini dalam menemani kiprah dakwah sang Nabi selama beliau masih apakah kamu tahu juga bagaimana mereka menggantikan sang Nabi tercinta dalam memimpin umat islam?Masing-masing tokoh memiliki pembawaan dan karakter kepemimpinan yang berbeda-beda. Nah, artikel ini akan membahas biografi Khulafaur Rasyidin secara di dalam bahasan tersebut adalah sifat yang patut diteladani, gelar yang dimiliki, dan jasanya terhadap peradaban melengkapi, saya sertakan juga secuplik sejarah dan pola pendidikan Islam pada masa kepemimpinan para sahabat Nabi yang mulia yakin kamu akan mendapatkan banyak hikmah dari kisah itu, kamu harus membaca artikel ini sampai habis dan jangan melewatkan sedikit pun informasi mengenai sejarah singkat Khulafaur simak dahulu pengertian Khulafaur Rasyidin, yuk!Apa Arti Khulafaur Rasyidin?Ash-Shiddiq, Khalifah PertamaSabda Nabi tentang Abu BakarPidato Indah sang Khalifah PertamaDua Tahun Pertama Era Khulafaur RasyidinAl-Faruq, Amirul Mu’minin KeduaNama Umar Disebut dalam Doa Nabi Tahun Kemakmuran yang Terasa SingkatBidang PemerintahanBidang PendidikanDzun Nurain, Khalifah Ketiga Hasil MufakatDua Periode Pemerintahan Dinasti UtsmanPembukuan Naskah Al-Qur’anTimbulnya Ragam Cabang Ilmu HadisBabul Ilmi, Khalifah Penutup Khulafaur RasyidinLima Tahun Terakhir Era Khulafaur RasyidinKisah Wafatnya 4 Khulafaur RasyidinAbu Bakar ash-Shiddiq bin Khaththab Arti Khulafaur Rasyidin?Secara etimologi, khulafaur rasyidin artinya “pengganti dalam bentuk jamak Rasul yang cerdas”.Berdasarkan terminologi, khulafaur rasyidin memiliki makna “pemimpin-pemimpin yang menggantikan peran Rasulullah saw. dalam mengatur kehidupan kaum muslimin dengan proporsional, bijak, cerdas, amanah, dan diberi petunjuk oleh Allah Swt.”Ash-Shiddiq, Khalifah PertamaSeperti yang sudah disinggung sebelumnya, Khulafaur Rasyidin berjumlah empat orang dan yang pertama adalah Abu Bakar ash-Shiddiq dibaiat oleh seluruh kaum muslimin yang hadir dalam majelis pada saat tak ada yang menghendaki posisi kekhalifahan kecuali diduduki oleh sahabat nabi yang jujur dan membenarkan mengherankan, sebenarnya, karena Abu Bakar adalah sahabat terdekat Rasulullah saw. dan yang paling dicintai beliau setelah Aisyah tak diragukan, keimanannya pun demikian. Ia merupakan yang pertama memeluk Islam dari kalangan laki-laki dewasa dan yang kedua setelah Khadijah Nabi tentang Abu BakarDalam The Preaching of Islam, Thomas W. Arnold menuliskan sabda nabi tentang Abu Bakar ash-Shiddiq selalu berkata, Tidak pernah saya mengajak seseorang masuk Islam tanpa ragu-ragu dan minta tempo berpikir, melainkan Abu Bakar’.”Dalam beberapa peristiwa penting, Abu Bakar selalu terlihat membersamai Rasulullah saw., seperti pada saat ia menemani sang Nabi berhijrah ke Khaldun dalam Muqaddimah menuturkan bahwa Abu Bakar pernah ditunjuk oleh Nabi untuk menggantikannya mengimami shalat berjamaah menjelang akhir hidup ini yang lantas dijadikan oleh Umar bin Khaththab sebagai pertanda bahwa Rasulullah saw. menginginkan Abu Bakar yang menggantikan Nabi sebagai Bakar pun memulai masa kepemimpinan Khulafaur Hayat Muhammad, Muhammad Husain Haekal menceritakan ucapan Umar selanjutnya, yaitu“Kami akan mengikrarkan orang yang disukai oleh Rasulullah di antara kita semua ini.”Ikrar ini kemudian dinamakan Ikrar Saqifa. Kata-kata Umar bin Khaththab ra. menyadarkan para sahabat yang hadir pada waktu muslimin golongan Muhajirin berikrar, pun demikian halnya dengan kalangan Indah sang Khalifah PertamaDi atas mimbar, untuk pertama kalinya setelah dibaiat oleh seluruh sahabat, Abu Bakar menyampaikan pidatonya yang Muhammad Khalid merekamnya dalam Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perikehidupan Khalifah Rasulullah. Berikut kutipan pidato tersebut.“Hai, Kaum Muslimin. Saya telah diangkat sebagai pemimpin kalian, tetapi itu tidak berarti bahwa saya adalah yang terbaik di antara kalian. Maka jika saya benar, bantulah, dan jika saya salah, betulkanlah!Ingatlah, orang yang lemah di antara kalian menjadi kuat di sisiku hingga saya serahkan haknya kepadanya!Dan ingatlah, orang yang kuat di antara kalian menjadi lemah di sisiku hingga saya ambil yang bukan haknya saya selama saya menaati Allah dan Rasul-Nya! Dan jika saya tidak taat maka tiada keharusan bagi kalian untuk menaatiku!”Dalam pidato tersebut, tersirat makna amanah dalam memimpin, kejujuran, serta kewajiban menaati pemimpin yang hanya taat kepada Allah dan dikatakan, inilah pendidikan pertama yang Abu Bakar ajarkan kepada para sahabat sebagai peserta utamanya setelah menjadi khalifah pembuka pada era Khulafaur Rasyidin adalah menyatukan kekuatan umat Islam di Jazirah ini bukan hal yang tak mungkin bagi Abu Bakar mengingat status sosialnya sebagai bangsawan Makkah yang terpandang dan kaya Tahun Pertama Era Khulafaur RasyidinMasa Abu Bakar ra. menjadi khalifah amatlah singkat, yaitu tak lebih dari dua memimpin umat Islam pada masa Khulafaur Rasyidin mulai tahun 632 M hingga 634 M yang mulanya diwarnai oleh upaya melepaskan diri dari umat, keengganan membayar pajak, serta adanya nabi palsu adalah masalah yang Khalifah Abu Bakar dapatkan dari para khalifah menyadari bahwa ulah para pengkhianat ini dapat memutus rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat kaum mengkhawatirkan lagi, sikap mereka juga akan memberikan pengaruh buruk kepada orang-orang yang keimanannya masih itulah, Khalifah Abu Bakar lalu menghimpun kekuatan dan mengirim pasukan ke Yamamah Riyadh, Arab Saudi untuk menumpas segala tindak pemberontakan Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia mencatat banyak hafiz yang gugur akibat peristiwa karena itu, sebuah saran untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an datang dari Umar bin Khaththab kepada sang Bakar menyetujui saran tersebut dan mengutus Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhuma, untuk kekuatan umat Islam di Jazirah Arab menjadi dasar untuk memperjuangkan perluasan wilayah dakwah serta pendidikan Amirul Mu’minin KeduaUmar bin Khaththab muncul menggantikan Abu Bakar, menjadi pemimpin kaum muslimin selanjutnya pada era Khulafaur Ash-Shiddiq, beliau merupakan sahabat lain yang sering disebut-sebut oleh Rasulullah saw. dalam ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُا وُضِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى سَرِيرِهِ فَتَكَنَّفَهُ النَّاسُ يَدْعُونَ وَيُثْنُونَ وَيُصَلُّونَ عَلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ وَأَنَا فِيهِمْ قَالَ فَلَمْ يَرُعْنِي إِلَّا بِرَجُلٍ قَدْ أَخَذَ بِمَنْكِبِي مِنْ وَرَائِي فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ وَقَالَ مَا خَلَّفْتَ أَحَدًا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللَّهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ وَذَاكَ أَنِّي كُنْتُ أُكَثِّرُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ جِئْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَخَرَجْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَوْ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللَّهُ مَعَهُمَاAn ibni abii mulaikata qaala sami’tub-na abbaasin yaquulu wudhi’a umarub-nul-khaththaabi alaa sariirihi fatakannafahun-naasu yad’uuna wa yutsnuuna wa yushalluuna alaihi qabla an yurfa’a wa anaa fiihim qaala falam yaru’nii illaa bi rajulin qad akhadza bi mankibii min waraa-ii fal-tafattu ilaihi fa-idzaa huwa aliyyun fatarahhama alaa umara wa qaala maa khallafta ahadan ahabba ilayya an alqallaaha bi mitsli amalihi minka waimullaahi inkuntu la-azhunnu an yaj’alakallaahu ma’a shaahibaika wa dzaaka annii kuntu ukatstsiru asma’u rasuulallaahi shallallaahu alaihi wa sallama yaquulu ji’tu anaa wa abuu bakrin wa umaru wa dakhaltu anaa wa abuu bakrin wa umaru wa kharajtu anaa wa abuu bakrin wa umaru fa-in kuntu la-arjuu au la-azhunnu an yaj’alakallaahu ma’ Ibnu Abu Mulaikah, dia berkata,Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, Pada saat Umar bin Khaththab hendak meninggal, dia dibaringkan di atas tempat tidurnya. Para sahabat dan kaum muslimin lainnya berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar sebelum dia meninggal dunia. Dan kebetulan pada saat itu, saya pun ikut berkumpul pula di sana. Tidak ada sesuatu yang mengejutkan saya, kecuali seorang laki-laki yang menepuk pundak saya dari belakang. Lalu, saya menoleh ke arah tersebut, dan ternyata ia adalah Ali bin Abu Thalib Setelah itu, ia pun memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar bin Khaththab. Tidak berapa lama kemudian, Ali berkata, Tidak ada lagi seorang pun sepeninggalmu yang lebih aku cintai daripada dirimu, hingga aku lebih suka bertemu Allah dengan membawa kebaikan seperti kebaikan yang kau bawa, hai Umar. Demi Allah, sungguh aku berbaik sangka kepada Allah bahwasanya Dia sengaja menyertakanmu kepada dua orang teman dekatmu, Rasulullah dan Abu Bakar yang telah kembali kepada-Nya lebih dahulu darimu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang sering aku dengar,’Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Aku keluar bersama Abu Bakr dan Umar.’ Sungguh, aku berharap agar Allah senantiasa menyertakanmu bersama Rasulullah dan Abu Bakar’.” Hadis Shahih Muslim No. – Kitab Keutamaan SahabatNama Umar Disebut dalam Doa Nabi kuat, kehendak yang mantap, fisik yang bugar, dan pembawaan yang suka berterus terang membuat nama Umar menjadi satu dari dua Umar yang disebut Rasulullah saw. dalam اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُRasuulallaahu shallallaahu alaihi wa sallama qaalallaahumma a’izzal-islaama bi ahabbi hadzainir-rajulaini ilaika bi abii jahlin au bi umarab-nil-khaththaabi qaala wa kaana ahannahumaa ilaihi saw. pernah berdoa, Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu di antara kedua orang yang paling Engkau cintai Abu Jahal Amr bin Hisyam atau Umar bin Khaththab.’ Ibnu Umar berkata, Dan ternyata yang lebih Allah cintai di antara keduanya adalah Umar bin Khaththab’.” Hadis Jami’ At-Tirmidzi No. – Kitab Budi Pekerti yang TerpujiDi bawah kepemimpinannya, kekuasaan Islam meluas dengan amat sebuah kota di Libya, Irak, Mesir, Persia Iran, dan Syam Lebanon, Palestina, Suriah, Yordania termasuk wilayah yang berlebihan agaknya jika dikatakan bahwa Umar memiliki pengaruh terbesar kedua setelah Rasulullah saw. dalam sejarah pembentukan pemerintahan dengan corak Tahun Kemakmuran yang Terasa SingkatMasa pemerintahan Umar bin Khaththab adalah 10 tahun, dimulai dari tahun 634 M hingga 644 satu dekade tersebut, sang amirul mu’minin berhasil menciptakan suasana yang relatif aman dan akibat dari meluasnya wilayah kekuasaan Islam, seperti yang dituliskan dalam Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 6, kebutuhan hidup keumatan dalam segala aspek pun di antara hajat umat tersebut adalah teraturnya kepemimpinan dan seluruh itu, Umar mengambil kebijakan penting dalam bidang pemerintahan dan PemerintahanAmirul Mu’minin Umar bin Khaththab juga memperhitungkan dengan cermat siapa-siapa saja yang layak menjadi gubernur, guru, dan panglima, baik di dalam maupun luar haruslah sahabat Nabi yang fakih sekaligus seorang ulama. Berikut ini beberapa tokoh yang diberi Musa Al-Asy’ari ahli Al-Qur’an, fiqih, dan hadits ditugaskan menjadi Gubernur Basrah, Darda’ ditugaskan ke Damsyik Damaskus, Suriah, Muaz bin Jabal ke Palestina, serta Ubadah, radhiyallahu anhum, ke Hims Homs, Suriah untuk mengajar agama dan Al-Qur’ bin al-Ash ra. ahli dan pencatat hadits ditugaskan sebagai panglima untuk menaklukkan itu, Umar bin Khaththab mengumpulkan Abdullah bin Umar pengumpul hadits, Ali bin Abi Thalib ahli tafsir dan hukum, Ibnu Abbas ahli ilmu faraid dan tafsir Al-Qur’an, serta Ibnu Mas’ud ahli Al-Qur’an dan hadis radhiyallahu anhum untuk berada bersama dengannya di pemerintahan pusat di PendidikanUmar menciptakan sistem pendidikan Islam yang lebih luas, maju, dan lengkap untuk membentuk figur-figur ahli dalam bidang juga terkenal akan ijitihad-ijtihadnya di kalangan fuqaha. Beberapa di antaranya adalah hal-hal yang kini biasa dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh bacaan ash-shalaatu khairum minan-nauum’ shalat itu lebih baik daripada tidur pada adzan masjid sebagai pusat pengajaran dan kalender muazin, imam, dan guru dari dana baitul shalat tarawih ini dipandang amat penting berdasarkan firman Allah Swt. dan sabda Rasulullah saw. tentang ilmu sebagai هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِAmman huwa qaanitun aanaa-al-laili saajidaw wa qaa-imay yaḥdzarul-aakhirata wa yarjuu raḥmata rabbih, qul hal yastawilldziina ya’lamuuna walladziina laa ya’lamuun, innamaa yatadzakkaru kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, Adakah sama orang-orang yang mengetahui berilmu dengan orang-orang yang tidak mengetahui tidak berilmu?’ Sesungguhnya, orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran.” QS surah Az-Zumar 9قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِQaala rasuulullaahi shallallaahu alaihi wa sallama man salaka thariiqan yaltamisu fiihi ilman sahhalallaahu lahu thariiqan saw. bersabda, Barang siapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” Hadis Jami’ At-Tirmidzi No. – Kitab IlmuDzun Nurain, Khalifah Ketiga Hasil MufakatPeriode Khulafaur Rasyidin turut diwarnai oleh khalifah ketiga, Utsman bin Affan yang dipilih berdasarkan kesepakatan harta dan jiwanya, menantu Rasulullah saw. ini amat berjasa pada masa awal dakwah Islam, baik dalam periode diam-diam maupun adalah seorang sahabat yang berjuluk Dzun Nurain – Pemilik Dua ini tersemat padanya karena ia memiliki kesempatan istimewa untuk menjadi menantu Rasulullah saw. sebanyak dua menikahi salah seorang putri Nabi yang bernama Ruqayyah istrinya meninggal, Rasulullah saw. menikahkan Utsman bin Affan kembali dengan anak perempuan beliau yang lain, yaitu Ummu Kultsum ini tertera dalam Ensiklopedi Islam Dzun Nurain, Utsman bin Affan ra. juga dijuluki Hijratain karena pernah berhijrah dua kali, yaitu hijrah kecil menuju Habsyi Habasyah, Etiopia dan hijrah besar menuju beserta Ruqayyah binti Muhammad mengikuti kedua peristiwa bersejarah ada sahabat Nabi lain yang mengalami peristiwa serupa sehingga maka pantas saja Utsman bin Affan dijuluki Periode Pemerintahan Dinasti UtsmanDua belas tahun, yang terbagi dalam dua kurun waktu, dihabiskan sang khalifah untuk memimpin kaum dan keberhasilan mewarnai periode enam tahun pertama, sedangkan pemberontakan dan pergolakan mengisi sisa masa kekhalifahan Utsman bin Affan kurun waktu kepemimpinan 644–656 M yang lebih lama daripada dua pendahulunya, lebih banyak pula peristiwa yang terjadi pada kaum muslimin di bawah regulasi sang di antaranya berhubungan dengan ilmu agama dan Naskah Al-Qur’anDalam History of the Arabs, Philip K. Hitti menuturkan bahwa Khalifah Utsman meminta naskah-naskah Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada masa kekhalifahan Abu Bakar oleh Zaid bin Tsabit untuk ini berupa kumpulan ayat-ayat Al-Qur’an yang masih berserakan dan disimpan oleh putri Umar bin Khaththab, yaitu Ummul Mu’minin Hafshah badan pembukuan Al-Qur’an dengan Zaid bin Tsabit r. a. sebagai ketuanya. Lembaga ini beranggotakan Abdurrahman bin Haris dan Abdullah bin ketiga sahabat ini adalah menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam merujuk pada bacaan para hafiz sesuai instruksi khalifah Utsman bin Affan terdapat perbedaan bacaan antara hafiz yang satu dengan lainnya, yang disalin adalah yang memiliki dialek Quraisy Arab.Proses ini adalah bukti kuat bahwa Allah Swt. sendiri yang menjaga Al-Qur’ نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَInnaa naḥnu nazzalnadz-dzikra wa innaa lahuu Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya, Kami benar-benar memeliharanya.” QS surah Al-Hijr 9Setelah selesai, salinan Al-Qur’an diberi nama Al-Mushaf dan diperbanyak menjadi lima di antaranya disimpan di Madinah dan diberi nama Mushaf al-Imam, sedangkan empat lainnya dikirim ke Basrah dan Kufah Irak, Makkah, serta Ragam Cabang Ilmu HadisDua belas tahun setelah Rasulullah saw. wafat bukanlah waktu yang sebentar untuk menyebarluaskan kepemimpinan Utsman ra. berjalan, wilayah dengan penduduk yang beriman menjadi makin melebar, tak terbatas pada Jazirah Arab bin Affan menyadari kemungkinan sulitnya bagi kaum muslimin di luar bangsa Arab untuk memahami Al-Qur’an yang berbahasa sang khalifah pada kesimpulan bahwa dibutuhkan ilmu hadits yang mendukung untuk mempelajari isi kalam Allah Swt. dengan sini, timbullah ragam cabang ilmu hadits yang diajarkan di masjid serta kuttab dan lantas diteruskan ke rumah-rumah kaum adalah institusi akademis yang dibentuk setelah masjid pada masa pemerintahan Abu Bakar demikian menurut Asama Hasan Fahmi dalam Sejarah dan Filsafat Pendidikan di Madinah, Kuttab memiliki tenaga pengajar yang tak lain adalah para sahabat pembelajaran ini kemudian masih dilakukan hingga kini dan dikenal dengan nama sistem pendidikan ajarnya tak memiliki batas usia serta gender dan umumnya dilakukan dalam halaqah, yaitu sebuah proses belajar-mengajar di mana guru dan muridnya duduk Ilmi, Khalifah Penutup Khulafaur RasyidinDalam periode Khulafaur Rasyidin, ada suami dari putri kesayangan Rasulullah saw. sebagai khalifah terakhir, yaitu Ali bin Abi Thalib sang Nabi ini masih merupakan sepupu beliau yang pertama memeluk Islam dari kalangan masih kecil, Abu Thalib bin Abdul Muthalib menitipkan Ali bin Abi Thalib kepada Abdul Muthalib untuk diasuh dan tinggal bersama Rasulullah karenanya, kedua sepupu ini menjadi amat dekat dan banyak mengetahui perihal kehidupan heran jika Prof. Dr. A. Syalabi bertutur dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam bahwa kedekatan itu menjadikan Ali sebagai sahabat yang paling banyak menyerap ilmu agama dari Rasulullah saw. dan merawi banyak saja jika julukan babul ilmi–pintu gerbang ilmu pengetahuan–disematkan pada ilmu pengetahuan adalah sebuah kota maka Ali adalah pintu gerbang untuk kira-kira cara para sahabat yang sering mendapatkan hadits dari Ali ini juga pernah mengecoh kaum kafir Quraisy dan menjadi penyelamat nyawa Rasulullah saw. atas izin Allah itu, ia berbaring di atas tempat tidur sang Nabi dan berpura-pura menjadi diri pulalah yang terus membersamai hingga mertua tercintanya berpulang kepada Sang Pencipta dan mengurus keperluan jenazah Tahun Terakhir Era Khulafaur RasyidinPeriode pemerintahan Ali bin Abi Thalib merupakan masa-masa yang tak aman karena pecahnya perang yang terjadi saat periode Dinasti Utsman sebelumnya tak lantas menyurut begitu khalifah ketiga tersebut justru makin tersulut setelah Ali ditunjuk menjadi sang khalifah terakhir ini memusatkan fokus pemerintahannya pada keamanan, ketenteraman, ketertiban, dan persatuan umat Wafatnya 4 Khulafaur RasyidinAbu Bakar ash-Shiddiq Ummul Mu’minin Aisyah ini menutup usia pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H hari pada saat itu sama dengan usia Rasulullah saw. ketika wafat. Abu Bakar diserang demam beberapa hari sebelum akhirnya mengembuskan napas bin Khaththab kedua pada masa Khulafaur Rasyidin ini wafat pada tahun 644 Lu’luah Firoz, seorang budak dari Persia, menikam Umar bin Khaththab yang tengah berada di masjid dan menegakkan shalat ajalnya, beliau masih memikirkan siapa sahabat berikutnya yang akan menggantikan ia memimpin umat Islam dan menunjuk sebuah majelis syura untuk melakukan di penghujung usianya masih terdengar relevan untuk masa sekarang “Kematian akan sangat buruk bagiku seandainya aku tidak menjadi seorang muslim.”Berdasarkan penanggalan Hijriah, menantu Rasulullah saw. ini syahid pada tanggal 17 Zulhijah 35 H tahun 655 M pada hari dan pergolakan yang mengisi enam tahun terakhir masa kepemimpinan beliau mengakibatkan terbunuhnya sang terbunuh oleh para pemberontak yang menerobos masuk ke dalam rumah dan menemukan Utsman yang tengah yang syahid di akhir hayat ini pernah diutarakan oleh Rasulullah اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا فَتَبِعَهُ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ فَضَرَبَهُ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرِجْلِهِ وَقَالَ اثْبُتْ أُحُدُ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِNabiyyallaahi shallallaahu alaihi wa sallama sha’ida uhdan fatabi’ahu abuu bakrin wa uamru wa utsmaanu farajafa bihim fadharabahu nabiyyullaahi shallallaahu alaihi wa sallama birajlihi wa qaalats-but uhudu nabiyyun wa shiddiiqun wa saw. pernah mendaki Gunung Uhud. Kemudian, beliau diikuti oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman hingga gunung itu bergetar. Nabi saw. kemudian menghentakkan kakinya seraya mengatakan, Tenanglah, wahai Uhud. Sesungguhnya, di sisimu ada seorang Nabi, seorang shiddiq, dan dua orang syahid.” Hadits Sunan Abu Dawud No. – Kitab SunahKhalifah terakhir ini wafat pada tanggal 24 Januari 661 M karena terbunuh oleh seorang pengkhianat dari kalangan Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam Ibnu Muljam.Ia menghantam dahi Ali ra. dengan pedang beracun atas dasar pembalasan dendam terhadap seorang karibnya yang terbunuh di Nahrawan, gaya kepemimpinan empat tokoh Khulafaur Rasyidin sepeninggal Rasulullah berharap akan pemimpin yang meneladani sifat-sifat para sahabat tercinta Nabi ini. Semoga artikel ini bermanfaat!SumberAminah, Nina. 2015. Jurnal Tarbiya Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin. Bandung UIN Sunan Gunung Ely. 2015. Jurnal Intelegensia Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin. Jepara Universitas Islam Nahdlatul Kaligrafi Khulafaur Rasyidin di Hagia SophiaBelt93 CC BY-NC-SA Empat khalifah pertama dalam masa kepemimpinan Islam – Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali disebut dengan Khulafaur Rasyidin 632-661 M oleh Muslim Sunni. Masa pemerintahan ini dimulai dari kematian Nabi Muhammad pada 632 M, saat Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah atau penerus Nabi, namun bukan mewariskan kenabian menurut umat muslim, Muhammad adalah nabi terakhir, dan berakhir saat pembunuhan Khalifah Ali pada 661 M. Di masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, pasukan Islam bersatu di Jazirah Arab atas nama panji-panji agama dan menaklukan sebagian besar Kerajaan Byzantium 330-1453 M dan seluruh Kekaisaran Sasani Persia Baru 224-651 M. Penaklukan cepat dan permanen ini berhenti pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin terakhir, Ali, yang sebagian besar masa pemerintahannya dihabiskan dengan perang saudara. Ali dianggap sebagai satu-satunya pewaris sah Muhammad oleh Muslim Syiah. Khulafaur Rasyidin mengenalkan sistem administrasi inovatif, yang walaupun tidak berhasil menaklukan otoritas, sistem ini kemudian digunakan dan diadaptasi oleh para pemimpin-pemimpin negara selanjutnya hingga 1924 M. Khalifah Abu Bakar 632-634 M Kematian Nabi Muhammad pada 632 M adalah tragedi bagi para pengikutnya, bahkan beberapa menolak kebenaran berita kematian ini. Muhammad mengaku telah menerima wahyu ketuhanan, sehingga kepergiannya membuat pengikutnya khawatir tidak bisa dibimbing oleh keimanan lagi. Beberapa masalah muncul karena Muhammad tidak memilih langsung penggantinya dan tidak memiliki keturunan untuk menggantikannya. Tidak lama setelah kematiannya, banyak suku Arab yang menyatakan bahwa perjanjian dengan Muhammad adalah urusan pribadi dan mereka terlepas dari islam hal ini disebut dengan Ridda – berarti 'murtad' dalam bahasa Arab. Lebih buruknya, banyak orang yang mulai mengaku sebagai nabi. Selama hidupnya, Muhammad telah menjelaskan kepada pengikutnya bahwa ia adalah nabi terakhir dan siapapun yang mengaku sebagai nabi setelahnya adalah pendusta di mata umat Muslim. Abu Bakar 573-634 M mendapatkan dukungan dari mayoritas Muslim Muslim Sunni dan menjadi Khalifah–yang artinya penerus nabi. Abu Bakar 573-634 M, seorang sahabat Muhammad dan laki-laki pertama yang masuk islam ia diberi julukan Siddique – artinya dipercaya, mendapatkan dukungan dari mayoritas Muslim Muslim Sunni dan menjadi Khalifah–yang artinya penerus nabi. Penetapannya bukan tanpa penolakan, ada beberapa kelompok muslim yang disebut Shia't Ali pihak Ali mengajukan Ali sebagai kandidat sah sebagai Khalifah, tapi pada akhirnya posisi Abu Bakar ditetapkan. Para pelaku murtad dan nabi palsu menjadi ancaman bagi Islam pada saat itu, yang paling terkenal salah satunya adalah Musailamah m. Desember 632 M, disebut dengan "Si Pendusta" oleh umat islam. Jazirah Arab terpecah lagi, dan jika kelompok-kelompok ini bergabung dan melawan sebuah persatuan – Madinah dan Mekah, kepemimpinan Islam bisa hancur. Abu Bakar berbakat sebagai pemimpin; ia mengumpulkan umat beriman yang mampu untuk mempersiapkan diri untuk Jihad Perang suci. Ia tahu walaupun jumlah musuhnya jauh lebih banyak, mereka sebenarnya tercerai-berai, dan ia menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Abu bakar membagi pasukan Muslim menjadi beberapa kelompok dan mengirimkan ke setiap bagian Jazirah Arab untuk ditaklukan – peperangan ini kemudian dikenal sebagai Perang Riddah 632-633 M. Jendral yang paling dikenal di masa ini adalah Khalid bin Al Walid l. 585-642 M, yang pasukannya, walaupun kalah jumlah, mampu menaklukan kekuatan Musailamah di Pertempuran Yamamah Des 632 M, dimana Musailamah terbunuh. Kaligrafi Abu BakarPetermaleh CC BY-SA Di akhir Perang Riddah, seluruh Jazirah Arab berada di bawah kekuasaan Islam, Abu bakar diberi julukan "Pencetus Islam Kedua" menurut sejarawan John Joseph Saunders. Abu Bakar tahu kebiasaan bangsa Arab yang suka balas dendam, dan suku-suku yang ditaklukan akan segera melakukannya cepat atau lambat. Abu Bakar langsung menetapkan tujuan selanjutnya negara tetangga Syria dan Irak–yang pada saat itu masing-masing berada di bawah kekuasaan Bizantium dan Sasaniyah. Kedua kekaisaran ini sudah hampir kolaps karena sedang dalam masa peperangan, dan Abu Bakar menggunakan kesempatan ini untuk menyerang– dan Ia berhasil walaupun mungkin hal ini tidak diperhitungkannya. Abu Bakar mengirim pasukan menuju kedua provinsi untuk meluaskan wilayah di pemukiman suku-suku Arab yang membenci aturan negara mereka karena pajak yang tinggi untuk biaya perang yang tiada henti. Sejarawan J. J. Saunders menulis di bukunya A History of Medieval Islam tentang pidato Abu Bakar di depan pasukannya Dalam pidato kepada pasukannya yang setia, Abu Bakar meminta mereka untuk tidak menyakiti wanita, anak-anak, dan orangtua, tidak menjarah dan menghancurkan kebun, pepohonan, kawanan ternak, dan mengamankan pendeta-pendeta kristen dan semacamnya apabila mereka bertemu. 43-44 Khalid dikirim ke Irak dan memenangkan perang, dengan catatan pembunuhan brutal terhadap tawanan perang. Sementara itu, pertempuran di Syria juga dimenangkan. Penguasa Bizantium, Heraklius 610-641 M kemudian mencium maksud penyerangan ini dan mempersiapkan perlawanan di bawah perintah keponakan laki-lakinya, Theodore, karena ia sedang sakit. Mengetahui ini, Abu Bakar memerintah Khalid untuk meninggalkan Irak dan pindah ke Syria. Penaklukan Irak oleh Khalid bin Al-WalidMohammad Adil GNU FDL Khalid menunjukkan keahlian militernya, ia memilih tentara-tentara terbaik dan memaksa unta-unta minum air dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian melakukan perjalanan ke Syria yang tandus dan kering – satu unta dibunuh setiap harinya untuk diminum airnya. Sampai di Syria, Khalid menaklukan wilayah Bizantium dan bersatu dengan kekuatan muslim untuk mengalahkan pasukan Bizantium di pertempuran Ajnadayn 634 M – kejadian ini memperkuat posisi Muslim di wilayah ini. Abu Bakar meninggal tidak lama setelahnya. Khalifah Umar 634-644 M Abu Bakar didukung oleh banyak tokoh, seperti Umar bin Khattab 584-644 M, seorang sahabat Muhammad, yang terkenal dengan sifatnya yang keras dan kegigihannya dalam menegakkan keadilan. Abu Bakar memilih Umar sebagai penerusnya, dan setelah kematiannya, Umar pun dipilih menjadi khalifah selanjutnya, Ia diberi julukan "panglima yang setia". Umar melanjutkan operasi militer Abu Bakar dan membawakan dua kemenangan besar di masa Kekhalifahan. Pasukan Muslim 595-674 M melawan Sasaniyah di pertempuran Al Qadisiyyah di bawah perintah Sa'ad bin abi Waqas; hasilnya Irak berada di bawah kekuasaan Muslim dan sisa wilayah Kerajaan Sasaniyah ditaklukan kemudian. Serangan Khalid bin Al-Walid menghancurkan pasukan Bizantium di pertempuran Yarmuk – pasukan ini awalnya dikomando seorang senior bernama Abu Ubaidah 583-639 M, namun kemudian diambil alih oleh Khalid, dan Levant kemudian dikuasai oleh Rasyidin. Penaklukan Syria oleh Khalid bin Al-WalidMohammad adil GNU FDL Kota Jerusalem menyerah tanpa syarat kepada Umar pada 638 M Umar mengunjungi Levant dan Syria untuk mengatur beberapa urusan domestik. Umar juga mencabut jabatan Khalid sebagai jendral setelah kemenangannya, sebuah tindakan yang diprotes besar-besaran. Sebagian masyarakat berasumsi Umar memiliki masalah pribadi dengan Khalid, beberapa yang lain menganggap Khalid terlalu kejam banyak kontroversi tentang Khalid dan Umar yang menjunjung keadilan tidak siap untuk mengatasi tindakannya. Jika alasannya adalah yang kedua, Umar mungkin ragu untuk mengeksekusi jendral tersebut yang bisa dilakukan dengan mudah karena kemenangan yang Khalid buat di medan perang. Bagaimanapun, Umar jelas lebih memilih Abu Ubaidah sebagai calon penerusnya, namun Abu Ubaidah meninggal karena wabah di Syria dan Levant pada 639 M. Selama sepuluh tahun masa kepemimpinannya, Umar mempertahankan pemerintahannya dengan sangat kuat. Hingga saat ini, Umar dikenal sebagai khalifah yang paling terkenal. Sejarawan J. J. Sauders menyebutnya "Pencetus Kekuasaan Islam yang sebenarnya". Umar mengenalkan diwan, birokrasi primitif yang mengatur gaji dan pensiun tentara. Umar juga menjaga masyarakat lokal yang wilayahnya baru dikuasai dari penjarahan pasukan tentara dengan memisahkan tempat tinggal pasukan di wilayah khusus seperti Fustat di Mesir; dan Kufa serta Basra di Irak. Ia juga membuat banyak perubahan dan membuat institusi yang sebelumnya belum pernah ada di bangsa Arab, seperti polisi, pengadilan, dan parlemen. Umar mengenalkan kalendar Islam, yang dimulai dari tahun heigra – 0 SH / Nol "Setelah Hijrah", yaitu perjalanan Nabi dari Mekah ke Madinah pada 622 M. Mata uang era Khulafaur RasyidinCNG Coins GNU FDL Umar dikenal karena kesalehan dan kecintaannya pada keadilan, yang membuatnya dijuluki Faruq pembeda kebenaran dan kebatilan. Salah satu kisah di masa kepemimpinan Umar adalah ketika anaknya dituduh melakukan zina, saksinya adalah wanita yang mengaku menjadi pendampingnya pada saat itu. Umar memerintah anaknya untuk dicambuk, dan anaknya yang tidak sanggup menahan rasa sakit cambukan kemudian meninggal. Tak lama tuduhan ini terbukti salah, Umar merasa hancur tapi tidak melakukan balas dendam atas nama anaknya. Setelah kematian Abu Ubaidah, ia menunjuk Muawiyah 602-680 M sebagai gubernur baru Syria di tahun 639 M, keturunannya kemudian, Umayya, menggantikan status khalifah pada 661 M. Umar dibunuh dengan alasan balas dendam oleh seorang budak Persia bernama Lu'lu pada 634 M, yang terpuruk karena kekalahan Persia sebelumnya. Khalifah Usman 644-656 M Di akhir hayatnya, Umar menunjuk enam panitia syura – dalam bahasa Arab untuk memilih penerusnya; mereka lalu memilih antara dua pilihan Usman bin Affan 579-656 M dan Ali bin Abi Thalib 601-661 M. Pada akhirnya, Usman dipilih menjadi penerus. Ia berasal dari keluarga bangsawan Umayya dan seorang sahabat Muhammad ia menikahi dua anak nabi, dan diberi julukan Ghani, "Dermawan", karena banyak bersedekah. Usman dituduh melakukan nepotisme karena memberikan posisi penting kepada salah satu keluarga Umayya dan pencemaran agama. Di masa pemerintahan Usman, seluruh wilayah Mesir bersatu, beberapa wilayah Persia ditaklukan, dan Bizantium gagal mengambil alih tanah mereka lagi, ironisnya berkat bantuan rakyatnya sendiri kebanyakan monofisit yang lebih memilih berada di bawah pemerintahan umat Muslim karena pemimpin sebelumnya sangat opresif. Usman tidak sepopuler khalifah-khalifah sebelumnya, meskipun pencapaiannya mengagumkan. Harga-harga naik dan banyak isu sosio-ekonomi di masanya karena perang yang terus menerus, dan hal ini membuat rakyat marah. Ditambah, Usman dituduh melakukan nepotisme karena memberikan posisi penting kepada salah satu keluarga Umayya dan pencemaran agama terbukti salah setelah kematiannya. Karena kurang dikenal, ditambah penolakannya untuk melawan pemberontakan dengan kekuatan militer yang sebenarnya mudah dilakukan dengan alasan tidak ingin membunuh sesama muslim, kemudian berujung pada kematiannya. Peta Fitnah PertamaAl Ameer son CC BY-SA Khalifah Usman dibunuh di rumahnya sendiri, pada 656 M, oleh seorang tentara pemberontak dari wilayah pasukan Fustat Mesir. Ia sedang membaca Al-Qur'an saat dibunuh. Istrinya, Naila, berusaha menyelamatkannya tapi gagal sempat berusaha mencabut pedang yang menancap dengan tangan kosong tapi jarinya terluka. Secara politik Usman lemah, namun dia adalah orang yang jujur dan lembut. Sepupunya, Muawiyah, menawarkan perlindungan penuh di Syria, tapi Usman tidak ingin meninggalkan Madinah, tempat dimana Nabi memijakan kaki dan tinggal hingga kematiannya. Khalifah Ali 656-661 M Ali, yang menjadi bayang-bayang pendahulunya Ali menjadi penasihat pemerintahan pada saat itu, akhirnya menjadi khalifah selanjutnya, namun kesatuan Muslim telah mati bersama Usman. Muawiya, yang saat ini menjadi pemimpin suku Umayyah, ingin membalas dendam kematian Usman, namun Ali gagal mengadili kematian pendahulunya, akibatnya rakyat gelisah dan tidak stabil Ali ingin mengembalikan kesatuan terlebih dahulu. Tidak tahan dengan ketidakadilan, Muawiyah dengan beberapa tokoh muslim lainnya memulai pemberontakan; perang saudara pertama dalam islam – Fitnah Pertama 656-661 M dimulai. Pada 656 M, Ali menghadapi pasukan yang dipimpin Aisyah, istri termuda Nabi Muhammad, di Basra Irak. Walaupun ia memenangkan Perang Jamal dan tidak banyak yang bisa dilakukan di situasi tersebut, namanya tercoreng karena telah menumpahkan darah umat Muslim, hal yang tidak dilakukan oleh Usman. Penaklukan Islam pada abad 7-9Simeon Netchev CC BY-NC-SA Ali berkelana ke Syria, di tahun selanjutnya, ia bertarung melawan Muawiyah dalam Perang Shiffin, yang berujung jalan buntu. Muawiyah menolak kepemimpinan Ali dan didukung oleh Syria, Levant, dan Mesir. Ali membuat kontroversi dengan memindahkan ibu kota dari Madinah ke Kufah, wilayah militer di Irak. Ia gagal sebagai pemimpin; ekspansi kekuasaan dihentikan, dan umat Muslim saling membunuh. Di masa setelah kematianya, Ali dipuja oleh Islam Syiah, namun pada saat ini reputasinya semakin memburuk, bahkan beberapa meninggalkannya. Ketika Ali masih memimpin di Kufa, Muawiyah mendeklarasikan diri sebagai Khalifah di Jerusalem. Pemerintahan Islam punya dua khalifah dalam satu waktu. Keadaan ini berubah ketika Ali dibunuh oleh kelompok ekstrimis bernama Khawarij. Khawarij mulanya adalah pengikut Ali, tapi keputusan Ali untuk berdamai dengan Muawiyah membuat mereka marah. Ali membalas pengkhianatan Khawarij dengan menyerang mereka dengan kekuatan militer penuh. Kemudian kelompok ekstrimis ini merencanakan balas dendam. Mereka membunuh Khalifah ketika beliau memimpin jamaah sholat pada 661 M. Sebagai pemimpin, pencapaian Ali tidak banyak, namun Muslim Sunni dan Syiah sepakat bahwa Ali adalah orang baik dan Muslim yang taat. Pertimbangan-pertimbangan keliru secara fatal di masa pemerintahannya, namun sampai saat ini ia dihormati karena kesalehannya yang teguh, tutur katanya yang bijak, keberaniannya di medan perang, dan diberi julukan Asad Allah, "Singa Allah". Akhir Kaum Khawarij sempat melakukan usaha pembunuhan kepada Muawiyah, namun ia selamat. Muawiyah kemudian membangun Dinasti Umayyah 661-750 M. Kepemimpinan yang timpang di masa Khulafaur Rasyidin diperbaiki, dan Umayyah memimpin dengan tegas pemberontakan dimusnahkan sampai habis dan wilayah yang memberontak diawasi oleh gubernur yang keras namun setia. Para pemimpin Umayyah juga mengenalkan sistem pemerintahan Arab, pada masa ini, kekuatan islam berada di puncaknya. Di samping pencapaian politik dan militer yang tertutupi para penerusnya, Khulafaur Rasyidin tetap dihormati sebagai khalifah-khalifah terbaik sampai saat ini karena kesalehan mereka. Meskipun sistem pemerintahan saat itu tidak stabil, mereka menancapkan pondasi kekhalifahan islami yang bertahan hingga berabad-abad setelah kematian mereka. 115 Menceritakan kisah ketegasan Abu Bakar as-Siddiq dalam mengahadapi kekacauan umat Islam saat wafatnya Nabi Muhammad saw. L. Indikator pencapaian Kompetensi Menjelakan model kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Menceritakan kisah ketegesana Abu Bakar as-Siddiq dalam mengahadapi kekacauan umat Islam saat wafatnya Nabi Muhammad saw. M. Tujuan Pembelajaran 4. Agar siswa dapat memahami model kepemimpinan Khulafaur Rasyidin 5. Agar siswa dapat menceritakan kisah ketegasan Abu bakar as-Siddiq dalam menghadapi kekacauan umat Islam saat wafatnya Nabi Muhammad saw. N. Materi Pembelajaran 1. Ibrah Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah meneladani prestasi-prestasi yang dicapai. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas dan teguh memegang kebenaran. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq segera memberantas suatu gerakan yang dinilai menyalahi Islam, tanpa memberi kesempatan gerakan tersebut berkembangan. Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memerhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang 116 benar-benar dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khattab juga selalu membuka diri untuk menerima suara langsung dari rakyatnya. Khalifah Usman bin Affan merupakan salah satu pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka mengadakan pendekatan persuasif jika terjadi gejolak. Adapun Khalifah Ali bin Abi talib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, Khalifah Ali bin Abi Tali lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Talib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Talib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas. 2. Gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Khulafaur Rasyidin yang terdiri atas empat sahabat Nabi Muhammad saw. Mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara yang kacau, pemimpin yang berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Siddiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq dapat menginssafkan orang-orang yang terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Umar bin Khattab, yaitu cerdas, tegas, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang Islami. 117 Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai disegenap lapisan masyrakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sanagat diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani. Pada masa peralihan kekuasaan dari Khalifah Usman bin Affan kepada Khalifah Ali bin Abi Talib, kekacauan kembali tejadi. Dalam kondisi negara seperti itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah O. Metode Pembelajaran

gaya kepemimpinan khulafaur rasyidin